Lomba Perancang Mode 2025: Komitmen Jakarta Fashion Week dalam Menemukan Talenta Baru di Ranah Fashion Indonesia
Dalam komitmennya sebagai patron mode Indonesia, Jakarta Fashion Week kembali menghadirkan ajang kompetisi tahunan Lomba Perancang Mode (LPM) 2025. Tahun ini, LPM mengangkat tema Past, Present, Future yang menjadi titik awal eksplorasi visi kreatif para desainer muda. Sebagai bagian dari proses penjurian, dalam kurun waktu tertentu para peserta ditantang tidak hanya untuk mengeksplorasi konsep, tetapi juga mempresentasikannya di hadapan jajaran juri yang merupakan profesional di bidangnya.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, panel penjurian semifinal diisi oleh wajah-wajah yang tidak asing, para pelaku senior di ranah mode Indonesia. Di antaranya: Lisa Malonda sebagai representasi dari Instituto Europeo di Design sekaligus fashion educator; desainer Denny Wirawan, Rama Dauhan, Hian Tjen, dan Stella Rissa; Indrajaya Aldi sebagai perwakilan dari Majalah DEWI; serta penata gaya ternama Ajeng Svastiari.

Saat ini, penjurian telah memasuki tahap semifinal di mana hanya 20 nama yang lolos ke jenjang selanjutnya. Untuk tiba di babak ini, para perancang busana bersaing ketat dalam mematangkan konsep koleksi mereka. Sesi penjurian berlangsung dalam suasana penuh energi, melalui presentasi dan tanya jawab, sebuah kesempatan berharga bagi bakat-bakat muda. Dari juri, mereka tidak hanya menerima kritik tajam, tetapi juga saran evaluatif yang memperkaya wawasan holistik tentang craftsmanship, fungsionalitas, pasar, dan estetika, unsur-unsur esensial dalam memperkuat eksplorasi visi kreatif mereka.
Berikut adalah 20 semifinalis LPM 2025:
- Amadea Joann, 21, Bandung — “Hourglass SS/26”
- Christina Geta Maria P, 36, Jakarta — “Mauliate Ma Inang”
- Dede Yogi Darsita, 30, Bandung — “PÉLÉT”
- Siti Ayu Fadhilah, 21, Lamongan — “Renta Kala”
- Daniel Tri Suseno, 32, Boyolali — “Evolushonika”
- Stephanie, 29, Jakarta — “Timeline”
- Vajra Virya Kusala, 27, Surabaya — “Pixel Revolt”
- Fiwih Kurnia Pratiwi, 31, Lampung — “Past Not Past”
- Adinda Tri Lovely Mulyadi, 24, Pekanbaru — “Kilin: Spirit of Timeless Grace”
- Sintia Agustine Sriyanto, 27, Karanganyar — “An Ode to Roro Jonggrang”
- Anastasia Amelia, 26, Jakarta — “Empower: Perempoean”
- Merah Chumaero, 30, Temanggung — “Where It Begins”
- Bianca Zoandevy Paramita, 27, Bekasi — “Eternelle Circulus”
- Erika Putri Wulandari, 22, Lampung — “Spine”
- Carolin Valentina, 20, Sintang — “Molting Forest”
- Mudita Dewi Kusala, 23, Jakarta — “Clock-In Wabi Sabi”
- Rahma Safira Almadina, 24, Klaten — “Her Season”
- Tri Mulyono, 33, Cirebon — “Beras Tumpah”
- Zoe Millenia, 30, Jakarta — “Enigma”
- Brilianto, 42, Jakarta — “Mahakirti”
Meski banyak yang masih pendatang baru, para desainer semifinalis tidak setengah-setengah dalam merancang koleksi mereka. Sejalan dengan tema LPM 2025, beberapa di antaranya mengangkat elemen tradisi seperti wastra Nusantara, memadukannya dengan narasi storytelling yang terinspirasi legenda dan mitologi lokal, sekaligus menjaga relevansi dengan sentuhan teknologi. Hasilnya: koleksi yang autentik, penuh imajinasi, menghadirkan material taktil dan siluet-siluet timeless.

Tak hanya itu, sesi penjurian juga diselingi oleh kudapan lezat dari Gouw, aneka pastries dari Dear Butter, dan hidangan sehat dari Healthy Go—suntikan energi bagi para juri maupun peserta di tengah padatnya rangkaian penjurian.
Para semifinalis yang berhasil melangkah ke babak final akan ditantang untuk mengembangkan koleksi mereka lebih jauh lagi, setelah menyerap kritik dan masukan dari para juri. LPM 2025 bukan sekadar kompetisi, melainkan ruang pembelajaran di mana desainer muda dipacu untuk melampaui batas kreativitas mereka, sekaligus membuka jalan menuju lahirnya nama-nama baru di industri mode Indonesia.
Nantikan karya para finalis terpilih LPM 2025 di panggung Jakarta Fashion Week, Senin, 27 Oktober 2025, pukul 13.00 WIB.
Leave a Reply